Pelestarian Terumbu Karang



Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Meskipun terumbu karang ditemukan di seluruh perairan dunia, tetapi hanya di daerah tropis terumbu karang dapat berkembang dengan baik. Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan masif terutama kalsium karbonat, yang dihasilkan oleh organisme karang (filum Scnedaria, klas Anthozoa, ordo Madreporaria, Scleractinia), alga berkapur dan organisme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat (Nybakken, 1988).

Lanjut dijelaskan oleh Dahuri, dkk., (1996), bahwa terdapat dua kelompok karang yaitu, karang hermatipik dan karang Ahermatipik. Perbedaan diantaranya adalah terletak pada kemampuan karang hermatifik untuk menghasilkan terumbu, hal ini disebabkan oleh adanya sel-sel alga yang bersimbiosis dengan jaringan polip karang hermatifik. Karang hermatifik hanya terdapat di daerah tropis, sedang karang ahermatifik tersebar di seluruh dunia.
Terumbu karang selalu hidup bersama-sama dengan hewan lain. Rangka karang itu sendiri memberikan tempat perlindungan berbagai rmacam spesies hewan, termasuk jenis penggali lubang dari golongan moluska, cacing Polychaeta, dan kepiting. Terumbu karang juga merupakan tempat hidup yang sangat baik bagi ikan hias; selain dapat melindungi pantai dari hempasan ombak sehingga bisa mengurangi proses erosi di pantai (Hutabarat dan Evans, 1986).
2.1. Fungsi Alami Terumbu Karang
a) Sebagai lingkungan hidup karena merupakan tempat tinggal, tempat mencari makan serta berkembang biak bagi biota yang hidup di terumbu karang,
b) Sebagai pelindung fisik terhadap pantai dari pengaruh arus dan gelombang karena terumbu karang merupakan pemecah ombak dan penahan arus,
c) Sebagai sumber daya hayati yang potensial karena menghasilkan beberapa produk yang bernilai ekonomis cukup tinggi, dan
d) Sumber keindahan (fungsi estetis) karena memiliki pemandangan yang sangat indah. (Sukarno, dkk., 1993).
Selain memiliki berbagai fungsi alamiah seperti tersebut di atas, terumbu karang, juga memiliki produktivitas primer yang sangat tinggi. Menurut Nybakken (1988), produktifitas primer terumbu karang mencapai 1500 - 3500 g/C/m2/tahun, sedangkan produktifitas primer lautan terbuka di daerah tropik hanya mencapai 18 - 50 g/C2/tahun.
2.2. Sebaran Terumbu Karang
Terumbu karang tersebar di Laut dangkal di daerah tropis hingga subtropis pada posisi 35 o Lintang Utara dan 32 o Lintang Selatan mengelilingi bumi. Garis lintang tersebut merupakan batas maksimum dimana karang masih dapat tumbuh. Karang pembentuk terumbu hanya dapat tumbuh dengan baik pada daerah-daerah tertentu seperti pulau-pulau yang sedikit mengalami proses Sedimentasi atau sebelah timur dari benua yang umumnya tidak terpengaruh oleh arus dingin.

Gambar 1. Sebaran Terumbu Karang di Indonesia
Sebaran karang di Indonesia lebih banyak terdapat di sekitar Pulau Sulawesi, Laut Flores dan Banda. Sebaran Karang di sepanjang pantai timur Sumatera dan Kalimantan Barat dan Selatan dibatasi oleh adanya Sedimentasi yang tinggi terbawa oleh aliran sungai. Tumbuh dan berkembangnya karang dengan baik di daerah Sulawesi pada umumnya dan Sulawesi Utara pada khususnya disebabkan oleh adanya Arus Lintas Indonesia (Arlindo) yang mengalir sepanjang tahun dari laut Pasifik dan Laut Hindia (Suharsono, 1996).

0 komentar: